Potongan alpukat yang dibiarkan di udara terbuka akan mengalami browning dan tidak segar lagi. (Foto: ticotimes)
SAJISEDAP.COM-Kota Batu - Alpukat dengan ukuran besar sungguh menggiurkan. Apalagi bila sudah masak dan siap disantap. Rata-rata makan separonya saja sudah kenyang. Bagaimana dengan separonya lagi? Kalau dibiarkan di udara terbuka, pasti sebentar saja daging buah akan berwarna kecokelatan. Kebanyakan masyarakat menyebutnya browning alias pencokelatan. Langsung disimpan di dalam lemari es pun juga tetap browning. Meski kejadiannya agak lambat.
Nah untuk mencegah terjadinya browning pada daging alpukat, ada beberapa tips jitu yang bisa dilakukan. Hasilnya sangat memuaskan. Daging buah alpukat tetap hijau kekuningan dan segar. Berikut ini dua tips menghindari browning pada daging buah alpukat.
Tips pertama. Langkah awal, potong alpukat segar yang sudah masak, potong memanjang, tepat di tengah . Buang bijinya dan juga kulit biji yang biasanya menempel pada daging buah bagian tengah.
Lalu siapkan air perasan jeruk nipis atau jeruk lemon. Oleskan air perasan jeruk ke permukaan daging buah yang hendak disimpan. Oleskan secara merata, tetapi tidak termasuk kulit buah. Setelah itu bungkus setengah alpukat tadi dengan plastik. Langkah terakhir, simpan di lemari es. Tips ini membuat alpukat bisa tahan seminggu tanpa pencokelatan.
Untuk tips kedua menggunakan air dan wadah yang lebar, piring, sejenis baki atau nampan. Metode ini lebih mudah dilakukan. Prinsipnya hanya merendam alpukat yang telah masak di dalam air.
Lankah-langkahnya, potong alpukat menjadi dua. Lalu isi nampan dengan air setinggi sekitar 1-2 centimeter. Berikutnya telungkupkan potongan alpukat di dalam wadah, sisi daging buah menghadap ke bawah. Selanjutnya masukkan ke dalam lemari es. Metode ini akan membuat alpukat tidak berubah menjadi cokelat selama sekitar dua hari. Bagaimana? Mudah kan!
Oya, sebagai bahan pengetahuan, browning adalah sebuah proses enzimatik pada buah. Dilansir dari Rahmat Taufik dalam Browning pada Makanan (2009), pencoklatan ditandai dengan munculnya warna coklat atau hitam pada aging buah. Pada umumnya, pencokelatan karena kandungan senyawa fenolik.
Penjelasan kimianya, buah setelah dikupas menjadi cokelat disebabkan oleh aktivitas enzim polypenol oxidase. Zat itu dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat.
Selain reaksi pencoklatan enzimatik, ada reaksi pencokelatan non enzimatik. Pada umumnya reaksi pencoklatan non enzimatik, sering disebut karamelisasi, reaksi Maillard dan pencoklatan akibat vitamin C. (*)
Penulis: Ardi Nugroho
Editor: Yosi Arbianto
Nah untuk mencegah terjadinya browning pada daging alpukat, ada beberapa tips jitu yang bisa dilakukan. Hasilnya sangat memuaskan. Daging buah alpukat tetap hijau kekuningan dan segar. Berikut ini dua tips menghindari browning pada daging buah alpukat.
Tips pertama. Langkah awal, potong alpukat segar yang sudah masak, potong memanjang, tepat di tengah . Buang bijinya dan juga kulit biji yang biasanya menempel pada daging buah bagian tengah.
Lalu siapkan air perasan jeruk nipis atau jeruk lemon. Oleskan air perasan jeruk ke permukaan daging buah yang hendak disimpan. Oleskan secara merata, tetapi tidak termasuk kulit buah. Setelah itu bungkus setengah alpukat tadi dengan plastik. Langkah terakhir, simpan di lemari es. Tips ini membuat alpukat bisa tahan seminggu tanpa pencokelatan.
Untuk tips kedua menggunakan air dan wadah yang lebar, piring, sejenis baki atau nampan. Metode ini lebih mudah dilakukan. Prinsipnya hanya merendam alpukat yang telah masak di dalam air.
Lankah-langkahnya, potong alpukat menjadi dua. Lalu isi nampan dengan air setinggi sekitar 1-2 centimeter. Berikutnya telungkupkan potongan alpukat di dalam wadah, sisi daging buah menghadap ke bawah. Selanjutnya masukkan ke dalam lemari es. Metode ini akan membuat alpukat tidak berubah menjadi cokelat selama sekitar dua hari. Bagaimana? Mudah kan!
Oya, sebagai bahan pengetahuan, browning adalah sebuah proses enzimatik pada buah. Dilansir dari Rahmat Taufik dalam Browning pada Makanan (2009), pencoklatan ditandai dengan munculnya warna coklat atau hitam pada aging buah. Pada umumnya, pencokelatan karena kandungan senyawa fenolik.
Penjelasan kimianya, buah setelah dikupas menjadi cokelat disebabkan oleh aktivitas enzim polypenol oxidase. Zat itu dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat.
Selain reaksi pencoklatan enzimatik, ada reaksi pencokelatan non enzimatik. Pada umumnya reaksi pencoklatan non enzimatik, sering disebut karamelisasi, reaksi Maillard dan pencoklatan akibat vitamin C. (*)
Penulis: Ardi Nugroho
Editor: Yosi Arbianto